Bila kita beramal dengan alasan
syukur kepada Allah, maka kan
lain rasanya. Terasa nikmat, kaya dan qonaah. Tidak ada ketakutan dan
kehawatiran. Semua berjalan terasa nikmat. Oleh karena itu benar sabda Nabi:”
Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur”, ketika ditaanya oleh Siti
Aisyah:” Bukankah Anda telah diampuni oleh Allah, baik dosa yang telah lalu dan
yang akan dating”?
Ini berbedaj jika kita beribadah
dengan dasar takut dan harap akan siksa dan pahala. Akan terasa terpaksa, berat
dan tidak nyaman. Bagaimana kita mau bekerja dengan nyaman, sedang dasarnya
adalah keterpaksaan. Kita seperti tidak tahu diri dan kekanak-kanakan. Padahal
nikmat Allah begitu berlimpah. Tak terhitung.
Coba bayangkan. Nafas kita
misalnya. Nafas kita kalau diuangkan
berjumlah 175.000.000 rupiah. Dengan perhitungan harga oksigen perliter 10.000
dan nitrogen 9.500.Jadi akau ditotal sekitar jumlah di atas. Subhanallah. Belum
nikmata yang lain seperti air mata, kentut, gigi dan jutaan nikmat lainnya.
Allahu Akbar.
Semoga kita menjadi orang-orang
yang beramal dengan landsan syukur, bukan semata-mata mengharapkan pahala dan
ancaman tuhan. Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar