DAKWAH
DAN DZIKIR
Alangkah
ruginya manusia yang menolak dua hal. Yakni menolak dakwah dan dzikir. Dakwah menjadikan manusia merasakan manisnya
agama. Manisnya iman. Mengalami apa yang dialami oleh para nabi dan sahabat.
Sungguh semua itu merupakan yag sangat mulya baik di sisi manusia maupun di sisi
Tuhan.
Sedang
dzikrullah akan mampu meraakan lezatnya merasakan kehadiran Allah. Ada cinta
yang lembut dengan Allah. Dengan dzikir, nuansa kenikmatan surge bias
dirasakan. Meski kita masih di dunia.
Hanya saja
dzikir tidak sekeda dzikir seperti kita kita ketahui dalam tilisan dan kertas.
Itu adalah semuanya sebagai pengetahuan yang dangkal dan gersang. Tidak punya
hakikat. Tapi bukan berarti buruk. Dzikir mutlak memerlukan seorang mursyid, yang mampu menanamkan kalimat “
allah” didalam hati kita. Sehingga hati kita menjadi hidup dan “basah”. Mudah
menghadirkan Allah. Tidak ada dzikir tanpa
mursyid. Dzikir tanpa mursyid adalah sia-sia. Dzikir tanpa
mursyid seperti menyemai di atas padang
yang tandus. Tak akan membuahkan buah-buahan dzikrullah.
Dzikrullah
menjadikan hidup ini menjadi “ basah”, tenang, berwibawa dan menggetarkan. Dan
nati di akhirat kan masuk surga sambil tersenyum. Dzikir adalah kekayaan di surge. Ahli surge
yang malas berdzikir akan menjadi penghuni surge namun miskin. Surganya akan
tandus. Hanya beralaskan tanah surga.
Sedang seorang ahli dakwah, ia akan masuk surge
tanpa hisab walaupun seumur hidipnya tidak pernah bersujud kepada Allah.
Coba Anda ingat kisah para tukang sihir
Fir’aun dan Habib Najar dlam surat Yasin. Para tukang sihir hanya mengatakan :
“ amantu birobbi musa wa hanrun”. Kemudian mereka disalib. Atas pahala
dakwahnya itu, Allah masukkan ke dalam surge dengan tidak dihisab. Demikian
juga Habib Najar. Pagainya beriman kepada Nabi Isa. Sinag harinya ikut
berdakwah bersama rombongan dakwah utusan Nabi Isa. Habib katakana kepad
kaumnya: “ Ikutilah orang –orang (yang berdakwah) yang tidak minta upah. Mereka
orang-oang yang mendapat hidayah”. Ia pun dilempari oleh kaumnya. Tapi terus
mendakwahkan iman. Akhirnya si tukang kayu bakar itu tewas. Pada syakaratul
maut dikatakan kepadanya: “ qiladkhulil jannah”. Masuklah ke dalam surge
tanpa hisab. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar