Membangun Mesjid Atau
Membangun Amal Mesjid
Orang-orang yang membangun mesjid
pasti mendapat penghargaan tinggi. Meski dia tidak pernah solat. Dia dapat
makan dan minum. Dan yang jelas dapat upah. Itulah penghargaan orang-orang yang
membangun mesjid. Kafir sekalipun.
Tapi akan lain halnya dengan
orang yang membangun amal mesjid. Dalam arti memakmurkan mesjid dengan
amal-amal agama. Sebagamana diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mereka
tidak mendapat penghargaan sema sekali. Kecuali oleh mereka yang benar-benar
mencintai kehidupan akhirat secara murni. Dia dicuekin. Dibiarkan. Bahkan
dihina. Dilecehkan. Tak jarang mereka diusir.
Anehnya mereka-mereka yang anti amal mesjid ini, justeru orang-orang yang suka solat. Yang suka pulang
pergi ke mesjid. Mereka biasanya, senag beribadah. Tapi tidak suka dakwah.
Seperti Bal’am Bin Ba’uro, dari kalangan ulama Bani Israil. Kelompok ini
sebenarnya tukang ibadah. Namun dihatinya dunia sangat besar. Sedang akhirat
kecil di matanya. KArenanya Allah butakan mata hatinya.
Sebenarnya apa perlunya. Masjid
sudah luas. Tidak terisi. Tidak ada maksud kecuali hawa nafsu. Sebenarnya orang
yang bagun mesjid tapi tidak dipakai sujud
adalah sia-sia. Tak ada pahala bagi mereka. Keculai kesombongan. Mereka
hanya melihata aspek dhohir saja dari agama. Padahal hakikatnya rusak
keyaakainannya. Rusak imannya. Bangunan mesjid dan apalgi bukan mesjid yang
tidak digunakan bersusjud, khaawatir kelak menjadi bara di Jahanam. Sebab bahan
baker neraka ada dua: manusia dan batu. Batu apa saja. Baja yang dibikin rumah
atau non-rumah. Kecuali yang dipakai untuk sujud kepada Allah.
Inilah kesesatan yang nyata. Yang
baik dianggap buruk. Yang buruk dianaggap baik. Tapi karena ini merupakan syubhat bagi manusia-manusia yang lemah
iman. Perbuatan itu dianggap amal soleh. Karena amal soleh tak mungkin ia
bertobat. Ia akan sesat selamnya. Kecuali ia mendekati para ulama dan manusia
yang faqih ( orang yang tahu dan
mengamalkana agama) dalam Islam.
Kasihan mereka. Sundah beramal.
Tapi sia-sia. Mengapa demikian? Ini karena tidak ada kepahaman atas hakikat
agama. Mengapa tidak paham pada agama? Karena mereka malas dalam dakwah nubuwah. Atau boleh jadi anti dakwah.
Maka Allah tutup rapat-rapat hati mereka, sehingga mengalami kesulitan dalam
memahami agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar