Jumat, 25 Mei 2012

Membangun Mesjid Atau Membangun Amal Mesjid


Membangun  Mesjid Atau
Membangun Amal Mesjid


Orang-orang yang membangun mesjid pasti mendapat penghargaan tinggi. Meski dia tidak pernah solat. Dia dapat makan dan minum. Dan yang jelas dapat upah. Itulah penghargaan orang-orang yang membangun mesjid. Kafir sekalipun.

Tapi akan lain halnya dengan orang yang membangun amal mesjid. Dalam arti memakmurkan mesjid dengan amal-amal agama. Sebagamana diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak mendapat penghargaan sema sekali. Kecuali oleh mereka yang benar-benar mencintai kehidupan akhirat secara murni. Dia dicuekin. Dibiarkan. Bahkan dihina. Dilecehkan. Tak jarang mereka diusir.  Anehnya mereka-mereka yang anti amal mesjid ini, justeru  orang-orang yang suka solat. Yang suka pulang pergi ke mesjid. Mereka biasanya, senag beribadah. Tapi tidak suka dakwah. Seperti Bal’am Bin Ba’uro, dari kalangan ulama Bani Israil. Kelompok ini sebenarnya tukang ibadah. Namun dihatinya dunia sangat besar. Sedang akhirat kecil di matanya. KArenanya Allah butakan mata hatinya.

Sebenarnya apa perlunya. Masjid sudah luas. Tidak terisi. Tidak ada maksud kecuali hawa nafsu. Sebenarnya orang yang bagun mesjid tapi tidak dipakai sujud  adalah sia-sia. Tak ada pahala bagi mereka. Keculai kesombongan. Mereka hanya melihata aspek dhohir saja dari agama. Padahal hakikatnya rusak keyaakainannya. Rusak imannya. Bangunan mesjid dan apalgi bukan mesjid yang tidak digunakan bersusjud, khaawatir kelak menjadi bara di Jahanam. Sebab bahan baker neraka ada dua: manusia dan batu. Batu apa saja. Baja yang dibikin rumah atau non-rumah. Kecuali yang dipakai untuk sujud kepada Allah.

Inilah kesesatan yang nyata. Yang baik dianggap buruk. Yang buruk dianaggap baik. Tapi karena ini merupakan syubhat bagi manusia-manusia yang lemah iman. Perbuatan itu dianggap amal soleh. Karena amal soleh tak mungkin ia bertobat. Ia akan sesat selamnya. Kecuali ia mendekati para ulama dan manusia yang faqih ( orang yang tahu dan mengamalkana agama) dalam Islam.

Kasihan mereka. Sundah beramal. Tapi sia-sia. Mengapa demikian? Ini karena tidak ada kepahaman atas hakikat agama. Mengapa tidak paham pada agama? Karena mereka malas dalam dakwah nubuwah. Atau boleh jadi anti dakwah. Maka Allah tutup rapat-rapat hati mereka, sehingga mengalami kesulitan dalam memahami agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar