Biksu dan Awan Putih
Thailand,
2011. Delapan orang biksu keluar dari sebuah kuil. Biksu yang pertama melihat awan
putih dari satu tempat sampai ke langit. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Pemandangan
aneh luar biasa. Biksu yang pertama kemudian bertanya kepada kawan-kawannya,barangkalai
ia salah lihat. Namun kedelapan pendeta Budha itu sama-sama melihat peandangan yang
aneh itu.
Kemudian kedelapan biksu itu
sepakat untuk untuk mencari sumber awan putih itu. Ternyata awan putih itu
bersal dari sebuah masjid. Mereka pun
semakin penasaran, ternyata di dalamnya ada jama’ah kecil yang sedang membaca
sesuatu (baca: ta’lim). Dari kumpulan orang itulah memancar awan putih itu.
Mereka ingin sekali masuk mesjid. Namun masih
ragu-ragu. Mereka terdiam di gerbang pitnu mesjid. Kemudian dua orang jama’ah menyambut para biksu. Atau mau menayakan ada maksud
apa. Para biksu itu pun menceritakan tentang pengalamannya itu. Yakni tentang
awan putih yang sampai ke langit.
“Apa yang kalian sedang
lakukan”? Kata biksu. “Kami sedang mengagungkan nama Alloh, membaca KItab Alloh
dan hadist-hsdist Rasulullah. Menurut Nabi Kami, Jika diagungkan nama Allah
disuatu tempat,maka tempat itu akan dikerumni para malaikat yang bersaf-saf
sampai ke arasy. Mungkin yang kalian lihat itu adalah malaikat”, demikian kata
salah satu jama’ah.
“Kalau begitu tuhan kalian yang benar. Tuhan kami tidak pernah
bicara seperti itu. Jika demikian kami akan masuk Islam, sekarang juga” sahut
para biksu. Akhirnya para biksu itu masuk Islam , menyatakan syahadat saat itu
juga.
Demikianlah kehebatan ta’lim jika dilakukan dengan tertib. Ta’lim
menjadi asbab hidayah disamping tiga hal lainnya: dakwah, dzikir dan hidmat (Sofian,
Zumindar Bandung Januari 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar