
Frederick
Engels
Tentang
DAS KAPITAL
Marx
Oey’s
Renaissance
Frederick
Engels
Tentang
DAS KAPITAL
Marx
Judul asli: On Marx’s Capital
Oleh: Frederick Engels
Edisi Indonesia :
Tentang Das Kapital Marx
alih bahasa: Oey Hay Djoen
editor: Edi Cahyono
Pengutipan untuk keperluan resensi
dan keilmuan dapat
dilakukan setelah memberitahukan
terlebih dulu
pada Penerjemah/Penerbit
Memperbanyak atau reproduksi buku
terjemahan ini dalam bentuk
apa pun untuk kepentingan komersial
tidak dibenarkan
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All Rights Reserved
Modified & Authorised by: Edi Cahyono, Webmaster
Disclaimer & Copyright Notice © 2007 Oey’s Renaissance
Frederick
Engels
Tentang
DAS KAPITAL
Marx
Alih
Bahasa: Oey Hay Djoen
Oey’s
Renaissance
Prakata
I S I
viii
I. TINJAUAN TENTANG CAPITAL, JILID SATU
Capital Marx. Dipublikasi dalam Demokratisches Wochenblatt
Karl Marx, Das Kapital. Kritik der politischen Oekonomie.
I Band: der Produktionprozess des Kapitals. Hamburg ,
Otto Meissner,
1867. Ditulis untuk Rheinische Zeitung.
Karl Marx tentang Capital. Ditulis untuk Fortnightly
Review.
II. SINOPSIS DARI CAPITAL
K. Marx, Capital. Jilid Satu. Buku Satu
Proses Produksi Kapitalis
Bab I – Barang-barang Dagangan dan Uang
1. Barang-barang Dagangan
2. Proses Pertukaran Barang-dagangan
3. Uang, atau Sirkulasi Barang-barang Dagangan
A. Ukuran Nilai-nilai (Asumsi Emas = Uang)
B. Medium Sirkulasi
a.
Metamorfosis Barang-barang Dagangan
b. Peredaran
Uang
c. Uang Logam.
Simbol-simbol Nilai
C. Uang
a. Penimbunan
b. Alat
Pembayaran
c. Uang
Universal
Bab II – Transformasi Uang menjadi Modal
1. Rumusan Umum untuk Modal
2. Kontradiksi-kontradiksi dalamn Perumusan Umum
3. Pembelian dan Penjualan Tenaga Kerja
Bab III – Produksi Nilai-Lebih Nisbi
1. Proses Kerja dan Proses Produksi Nilai-Lebih
2. Modal Konstan dan Variabel
3. Tingkat Nilai-Lebih
4. Hari Kerja
5. Tingkat dan Massa Nilai-Lebih
Bab IV – Produksi Nilai-Lebih Nisbi
| vi |
1
10
15
39
40
40
43
44
44
46
46
47
49
50
50
51
53
54
54
57
60
64
64
66
68
69
74
77
1. Konsep mengenai Nilai-Lebih Nisbi
2. Ko-operasi
3. Pembagian Kerja dan Manufaktur
4. Mesin dan Industri Modern
a. Mesin itu
sendiri
Tentang Das Kapital Marx | vii
77
78
87
87
b.
Penghak-milikan Tenaga-Kerja Melalui Mesin
c. Seluruh
Pabrik alam Bentuk Klasiknya
c’ atau d.
Perjuangan Kaum Buruh Terhadap
Sistem Pabrik
dan Mesin
c’’ atau e.
Mesin dan Nilai-Lebih
Bab V – Penelitian-penelitian Lebih Lanjut mengenai
Produksi
Nilai-Lebih
III. LAMPIRAN
PADA CAPITAL, JILID TIGA
I. Hukum Nilai
dan Tingkat Laba
II. Bursa
Saham
Lampiran. Penyisipan dalam Bab. XXVII, Capital, Buku III
Index Nama-nama
90
93
94
96
99
99
100
121
125
130
PRAKATA
Karya-karya yang dihimpun di sini
hanya sebagian kecil dari yang ditulis
Engels sehubungan dengan Capital
Marx. Selama lebih setengah abad,
aktivitas kreatif Engels sangat erat
terjalin dengan kegiatan kreatif Marx.
Korespondensi para pendiri Marxisme
menunjukkan bagian yang sangat
aktifnya yang dipunyai Engels di
dalam penguraian sejumlah proposisi
yang paling penting dari Capital dan
betapa ia membantu Marx dengan
nasehatnya, informasinya yang faktual
dan pernyataaan-pernyataannya
yang kritis. Sejumlah karya cemerlang
Engels diabdikan pada
perkembangan dan pembuktian
proposisi-proposisi dasar dari doktrin
Marxian. Kerja-sama pribadi Engels
selama bertahun-tahun dengan Marx
disusul oleh pekerjaan luar-gbiasa
besarnya untuk penerbitan dua jilid
terakhir Capital yang ditinggalkan
oleh sang pengarang dalam bentuk
manuskrip, edisi-edisi baru dari
jilid pertama dan berbagai karya Marx
lainnya. Sejumlah prakata yang
ditulis oleh Engels pada karya-karya
Marx yang diterbitkannya dicurahkan
bagi pembelaan doktrin Marx
terhadap musuh-musuhnya.
Ringkasan ini haanya mencakup
beberapa karya kecil Engels, yang bebas
bentuknya tetapi ditulis dalam kaitan langsung dengan
Capital Marx.
* * *
Bagian Pertama kumpulan ini terdiri
atas tiga tinjauan mengenai jilid
pertama Capital. Setelah penerbitan jilid pertama pada tahun 1867, salah-
satu tugas Marx dan Engels adalah
mematahkan konspirasi kebisuan
dengan mana burjuasi berharap
membunuh benih doktrin yang mereka
benci itu. Suatu persekongkelan
kebisuan yang nyata telah menyambut
munculnya karya Marx A Contribution
to the Critique of Political
Economy. Jilid pertama Capital
diancam dengan nasib yang sama.
Usaha-usaha luar biasa dilakukan oleh
rekan-rekan Marx, dan terutama
sekali oleh Engels, untuk menghalau
rencana itu. Pers kelas-pekerja pada
waktu itu sangat lemah. Hanya dengan
jalan-memutar, lewat pers umum
yang berada dalam tangan burjuasi,
ada kdmungkinan untuk
memgbangkitkan perhatian/minat pada
buku itu di kalangan pembaca
yang mampu menyumbang dengan
menyebar-luaskan gagasan-gagasan
yang dikandung di dalam buku itu.
Engels mesti menggunakan banyak
| viii |
Tentang
Das Kapital Marx | ix
akal untuk mengatasi kecurigaan para
editor burjuis. Ia menulis sejumlah
tinjauan dalam suatu bahasa yang
sungguh-sungguh Aesopian yang sama
licinnya seperti yang mesti dipakai
oleh kaum revolusioner Rusia dalam
menulis publikasi-publikasi yang dikenakan penyensoran
tsaris. Sensor
bersemangat-kelas dari para
penyunting burjuis sebagian mengakibatkan
tidak diterbitkannya karya-karya Engels dan sebagian lagi
menjadi
terdistorsinya karya-karya itu.
Tiga dari sembilan tinjauan Engels mengenai jilid pertama
Capital
dimuat dalam koleksi ini. Yang pertama dimuat dalam No.12
dan 13,
21 dan 28 Maret 1868, Demokratisches Wochenblatt
(Democratic
Weekly), sebuah terbitan sosialis di Leipzig , di bawah redaksi Wilhelm
Liebknecht. Yang kedua dikirim oleh teman Marx Kugelmann,
yang
memainkan suatu peranan besar dalam
mengorganisasi tinjauan-tinjauan
mengenai Capital, kepada redaktur Rheinische Zeitung yang
ketika itu
burjuis-progresif, tetapi tidak dimuat. Tinjauan ketiga
ditulis untuk
Fortnightly Review Inggris, di mana Profesor Beesly yang
berpikiran
maju (ketua pertemuan internasional di London pada tahun
1864, di
mana pembentukan Internasionale Pertama diproklamasikan),
mempunyai pengaruh besar. Engels membubuhkan tanda-tangan
pada
tinjauan ini dengan memakai nama temannya, Samuel Moore.
Hanya
bagian pertama artikel itu yang ditulis, kesimpulannya
dimaksudkan
akan menyusul. Nasmun, penerbit dan pemilik jurnal itu
menentang
penerbitan tinjauan itu dan artikel itu tidak dimuat.
Bagian Kedua kumpulan ini terdiri atas sinopsis jilid
pertama Capital,
yang ditulis oleh Engels. Seperti disebutkan di atas,
Engels mengambil
suatu bagian yang aktif dalam seluruh proses karya Marx
Capital. Marx
mengirimkan lembaran-lembaran terpisah dari jilid pertama
selagi itu
dicetak kepada Engels, dan Engels
memberikan suatu pendapat terperinci
atas setiap bab, setiap lembar. Sekali pun begitu,
sesegera jilid pertama
itu terbit, Engels membebankan pada dirinya sendiri
pekerjaan khusus
dalam meringkaskannya. Dalam sepucuk surat kepada Mars pada 17
April 1868, ia menulis:
Disebabkanterbatasnyawaktuyangadabagiku,makapengikhtisaranbukumumemerlukanlebih
banyakpekerjaandaripadayangakuperkirakan;lagipula,sekaliakumulaimengerjakannya,aku
mestimelakukannyadenganselayaknya,dantidakhanyauntukmaksudsekarangkhususnya.
“Maksud sekarang” yang dimaksudkan agaknya ialah penulisan
sebuah
x |
Frederick Engels
tinjauan untuk Fortnightly Review; namun, sepintas pandang
atasd
sinopsis itu cukup untuk menyimpulkan
bahwa ia sungguh-sungguh
melakukan pekerjaan itu dengan
selayaknya, dan tidak hanya untuk
maksud sekarang khususnya.
Engels hanya mempunyai waktu untuuk
meringkaskan empat bab
pertama dari jilid pertama Capital.
Mesti kita ingat, bahwa pada edisi
pertama jilid ini dibagi ke dalam
enam bab yang pada edisi-edisi
berikutnya disebut bagian-bagian, bab
lima dipecah
menjadi dua bagian,
sehingga seluruhnya berjumlah tujuh
bagian. Keempat bab yang
diringkaskan oleh Engels oleh
karenanya sesuai dengan empat bagian
pertama dari
jilid pertama Capital, sebagaimana
adanya sekarang.
Selanjutnya mesti diingat pula, bahwa
Marx telah membuat sejumlah
tambahan dan perubahan pada teks di
edisi-edisi berikutnya dari Capi-
tal. Dalam edisi pertama, misalnya,
Marx dalam bab pertama, yang
dimaksudkan untuk barang-barang
dagangan, tidak secara khusus
membahas perbedaan antara nilai dan
nilai-tukar sebagai suatu bentuk
dari nilai itu; sebagian penting
pemaparan mengenai bentuk nilai
diberikan sebagai suatu lampiran pada
akhir jilid itu dan tidak
dimasukkan dalam sinopsis Engels.
Tinjauan-tinjauan dan sinopsis yang
dibuat oleh Engels merupakan
bantuan-bantuan yang tak-terpermanai
gunanya dalam studi mengenai Capital.
Sebagian besar dari isi Capital
disajikan dalam kata-kata Marx
sendiri. Pusat gravitasnya, di dalam
sinopsi maupun di
dalam tinjauan-tinjauan, terletak dalam teori
mengenai nilai-lebih, batu-dasar
doktrin ekonomi Marx. Engels
meringkaskan teori mengenai
nilai-lebih Marx dengan perlakuan khusus,
secara rinci mengkarakterisasi
situasi-situasi historis di mana hubungan-
hubungan eksploitasi kapitalis
menyebar-luas, kelas pekerja melakukan
langkah-langkah pertama dalam perjuangan
dan pertempuran-
pertempuran pertama terjadi antara kerja dan modal.
Sinopsis Engels merupakan bantuan
sangat besar dalam mengedapkan
yang paling pokok; ia memancangkan
perhatian pembaca pada yang
paling mendasar dan penting. Ia
memberikan suatu ikhtisar singkat yang
jelas mengenai masalah-masalah
teoritis yang paling penting. Mengikuti
Marx, Engels menunjukkan di dalam
sinopsisnya bahwa peralihan dari
satu kategori ke kategori lain
bukanlah suatu keganjilan nalar melain
merupakan pencerminan dari proses
perkembangan yang sungguh-
Tentang
Das Kapital Marx | xi
sungguh historis. Berpegangan pada tatanan pemaparan Marx,
ia
menunjukkan bagaimana, di dalam
proses perkembangan historis, modal
lahir berdasarkan produksi barang-dagangan, bagaimana ia
menundukkan pada dirinya sendiri keseluruhan produksi,
bagaimana
kerja-sama sederhana digantikan oleh
manufaktur dan ini pada gilirannya
digantikan oleh produksi dengan mesin. Engels juga
menunjukkan
bagaimana peruncingan kontradiksi-kontradiksi kelas yang imanen
dalam kapitalisme dan penggunaan mesin secara kapitalis
membawa
pada mematangnya unsur-unsur penumbangan masyarakat lama
dan
pendirian suatu masyarakat baru,
yaitu, membawa pada revolusi sosialis
kaum proletariat.
Bagian ketiga koleksi ini terdiri atas sebuah karya yang
ditulis oleh
Engels pada tahun terakhir hidupnya dan baru diterbitkan
setelah
kematiannya. Karya ini dimaksudkan
sebagai suatu suplemen pada jilid
ketiga Capital. Atas perintah Marx, Engels melengkapkan
penerbitan
Capital dengan meluncurkan
jilid-jilid kedua dan ketiga, mempersiapkan
dan menerbitkan edisi-edisi ketiga dan keempat dari jilid
pertama dan
memberikan segala bantuan yang
mungkin bagi penerbitan terjemahan-
terjemahan Capital dalam sejumlah bahasa. Jilid ketiga Capital
meninggalkan percetakan pada bulan
Desember 1894. Permunculannya
langsung menimbulkan suatu polemik literer yang ramai.
Komplotan
kebisuan dengan mana burjuasi
menyambut munculnya A Contribution
to the Critique of Political Economy dan jilid pertama
Capital terbukti
menjadi sebuah senjata tidak berguna terhadap Marxisme
tahun-tahun
90-an. Pertumbuhan gerakan kelas pekerja dan pesatnya
penyebaran
doktrin Marxian menuntut
metode-metode perjuangan baru dari kaum
burjuasi. Engels mengikut semua reaksi pers pada jilid
ketiga Capital
dengan perhatian penuh. Sekali pun
sangat menderita dari penyakit yang
tak-lama kemudian menyeretnya ke
liang kubur, ia tidak menghentikan
pekerjaan teoritisnya yang kreatif. Selama minggu-minggu
terakhir
hidupnya, penanya membubuhkan coretan-coretan terakhir
pada
karyanya yang cemerlang, Suplemen pada Capital, Jilid
Tiga. Engels
menyebutkan karya ini dalam beberapa
suratnya. Menulisi Kautsky pada
tanggal 21 Mei, 1895, ia memberitahukan pada Kautsky:
SementaraituakuakanmengirimpadamusebuahtulisanuntukNeueZeit...lampiran-lampiran
danadendapada
Capital,JilidTiga,No.1:HukumNilaidanTingkatLaba,jawabanpadakeraguan
xii |
Frederick Engels
SombardtdanC.SchmidtNo.2akanmenyusulkemudian:perananyangsangatsekaliberubah
dariBursasejakMarxmenulistentangituditahun1865.Untukdilanjutkanmenurutpermintaan
dantersedianyawaktu.
Engels hanya berhasil menyiapkan
bagian pertama dari kedua baian itu
untuk dicetak. Hanya sebuah ringkasan
rencana bagian kedua yang
singkat, yang ditulis oleh Engels
untuk dirinya sendir, yang tersisa.
Bagian pertama terbit dalam Neue Zeit segera setelah
wafatnya dan
sinopsis singkat Perubahan-perubahan dalam Fungsi
Pertukaran tidak
diterbitkan hingga tahun 1932.
Artikel Engels mengenai hukum nilai
dan tingkat laba merupakan suatu
tambahan penting pada jilid ketiga Capital dan sekaligus
mempunyai
arti-penting yang besar sekali bagi pem,ahaman yang tepat
akan teori
ekonomi Marxis secara keseluruhan.Para pengritik Marx yang
tak-
terhitung banyaknya menghabiskan bergunung kertas berusaha
membuktikan yang dianggap sebagai kontradiksi antara jilid
pertama
dan jilid ketiga dari Capital. Di dalam artikelnya, Engels
secara
menentukan menolak mereka dan sepenuhnya membongkar kedok
musuh-musuh bebuyutan Marxisme maupun
mereka yang mengenakan
jubah sahabat-sahabat Marxisme dan
yang mereduksi nilai menjadi suau
kenyataan logis (W. Sombardt), atau menjadi sebuah fiksi
yang secara
teoritis sangat diperlukan (C. Schmidt).
Berangkat dari dalil Marx bahwa
nilai, tidak hanya secara teoritis, tetapi
juga secara historis, adalah prius (anteseden) dari harga produksi, Engels
membuktikan permunculan nilai secara
dan perkembangan pertukaran,
dan transisi historis dari nilai pada
harga-harga historis dengan kelahiran
produksi ketika produksi sederhana barang-dagangan
digantikan oleh
kapitalisme. Esai Engels merupakan sebuah conoh yang baik
sekali dari
penjelasan materialis sejati mengenai teori nilai Marxian;
hingga
sekarang ia tiada duanya sebagai senjata dalam perjuangan
terhadap
segala macam distorsi idealistik terhadap Marxisme.
Nilai khusus esai ini yalah karena ia memberikan suatu
karakteristik
yang ringkas dan jelas mengenai sifat produksi sederhana
barang-
dagangan dan proses transisi/peralihan dari tipe produksi
itu pada
kapitalisme. Engels menunjukkan hukum nilai sebagai hukum
gerak
produksi barang-dagangan. Ia menggaris-bawahi sangat
panjangnya
kurun-zaman di mana hukum nilai itu berdaya-hasil/berlaku.
Ia
Tentang
Das Kapital Marx | xiii
menelusuri kelahiran hubungan-hubungan kapitalis dalam
sejumlah
contoh historkal aktual dan membuktikan bagaimana
hubungan-
hubungan ini merebut wilayah produksi.
Seperti dikatakan di atas, bagian kedua dari karya
terakhir Engels
megenai ekonomi ini, hanya tersisa dlam bentuk sebuah
rencana yang
rumit. Di dalamnya Engels menugaskan diriya sendiri
membagankan
perubahan-perubahan dan evolusi-evolusi dalam ekonomi
kapitalis
selama bagian tiga terakhir dari abad XIX.
Dasawarsa-dasawarsa itu merupakan periode transisi dar
kapitalisme
lama dari kurun-zaman pesaingan bebas kepada imperialisme—
kapitalisme monopoli, yang dikarakterisasi oleh
pertumbuhan raksasa
dan meruncingnya
kontradiksi-kontradiksi sistem burjuis. Sebuah studi
Marxis mengenai imperialisme sebagai
tingkat tertinggi kaitalisme telah
diberikan oleh Lenin, yang meneruskan karya Marx dan
Engels dan
mengangkat Marxisme pada suatu taraf
baru dan lebih tinggi.Mendasaran
dirinya pada hukum-hukum pokok dari perkembangan produksi
kapitalis yang diberikan dalam Capital, Lenin merumuskan teori
imperialisme sebagai tara
baru dan terakhir dari kapitalisme,
mengungkapkan kontradiksi-kontrtadiksi dan bisul-bisul
yang
menggerogotinya dan mendemonstrasikan
ketidak-terelakkannya
keruntuhannya dan kemenangan revolusi
proletarian.
Engels tidak dapat memberikan ciri-ciri taraf yang secara
historis baru
dalam perkembangan kapitalisme, karena wafatnya membuat
dirinya
tidak menyaksikan zaman di mana taraf
baru itu sepenuhnya terbentuk.
Di dalam rancangan artikelnya mengenai Pertukaran, Engels
cuma
menunjukkan beberapa dari gejala-gejala baru di dalam
perekonomian
negeri-negeri kapitalis, tanpa mengangkat persoalan
mengenai suatu
taraf baru di dalam perkembangan kapitalisme. Ia
memperhattikan
menyebarnya bentuk-bentuk perusahaan-perusahaan
modal-bersama,
transformasi perusahaan-perusahaan individual menjadi
perusahaan-
perusahaan gabungan-saham,
konsentrasi dan penggabungan perusahaan-
perusahaan dalam keseluruhan cabang-cabangnya, dan,
akhirnya,
munculnya monopoli-monopoli. Sebagai contoh monopoli besar
ia
menunjuk pada English United Alkali Trust degan modalnya
sebesar
Poundsterling 6,000,000 yang adalah besar sekali untuk
zaman itu.
Penyisipan editorial Engels dalam Bab 27 dari Jilid III
Capital juga
xiv |
Frederick Engels
membahas monopoli-monopoli; itu dimuat di sini sebagai
lampiran.
Dalam dua kesimpulan rencananya,
Engels mengangkat masalah ekspor
modal dan pembagian dunia kolonial.
Institut
Marxisme-Leninisme
I
TINJAUAN TENTANG CAPITAL
JILID SATU
CAPITAL MARX1)
I
Selama adanya kaum kapitalis dan kaum
buruh di atas bumi, tiada buku
yang sedemikian pentingnya bagi kaum
buruh seperti buku yang di depan
kita ini. Hubungan antara modal dan
kerja, engsel yang di atasnya seluruh
sistem masyarakat sekarang berputar,
di sini untuk pertama-kalinya
dikupas secara ilmiah dan dengan
ketuntasan dan ketajaman yang hanya
mungkin bagi seorang Jerman. Betapa
pun berharga dan akan tetap
berharganya tulisan-tulisan seorang
Owen, Saint-Sion, Fourioer, teryata
dicadangkan bagi seorang Jerman untuk
terlebih dulu naik ke ketinggian
dari mana seluruh medan hubungan-hubungan sosial modern dapat
dlihat
dengan jelas dan selengkapnya persis
sebagaimana pemandangan
pegunungan yang lebih rendah terlihat
oleh seorang pengamat yang
berdiri di puncak tertinggi.
Hingga kini ekonomi politik telah
mengajarkan pada kita bahwa kerja
adalah sumber segala kekayaan dan
ukuran dari semua nilai, sehingga
dua obyek yang ongkos produksinya
adalah jumlah waktu-kerja yang
sama banyaknya, memiliki
(masing-masingnya, pen.) nilai yang sama
dan juga mesti dipertukarkan satu-sama-lainnya,
karena pada umumnya/
rata-rata hanya nilai-nilai yang sama
(besarnya, pen.) yang dapat
dipertukarkan satu-sama-lain. Namun,
bersamaan dengan itu, ia
mengajarkan bahwa terdapat sejenis
kerja yang dtersimpan yang
dinamakannya modal; bahwa modal ini,
dikarenakan sumber-sumber
tambahan/bantuan yang dikandungnya,
meningkatkan produktivitas
kerja yang hidup itu dengan seratus
dan seribu kali lipat, dan sebaliknya/
sebagai gantinya mengklaim suatu
kompensasi tertentu yang
diistilahkan laba atau pendapatan/perolehan.
Seperti kita semu
mengetahui, ini dalam kenyataan
terjadi sedemikian rupa sehingga laba-
laba dari kerja tersimpan, dari kerja
mati iu menjadi semakin masif,
modal kaum kapitalis menjadi semakin
kolosal, sedangkan upah-upah
kerj yang hidup itu terus-menerus
berkurang, dan massa
kaum buruh
| 1 |
2 |
Frederick Engels
yang hidup semata-mata dari upah, bertumbuh semakin banyak
dan
dilanda kemiskinan. Bagaimanakah
kontradiksi ni mesti dipecahkan?
Bagaimana bisa tersisa laba bagi sang
kapitalis bila sang pekerja
mendapatkan kembali nilai penuh dari
kerja yang telah ditambahkannya
pada produknya?
Betapapun, demikian mestinya yang
terjadi, karena hanya nilai yang
sama/setara dapat dipertukarkan.
Sebaliknya, bagaimana nilai-nilai yang
setara dapat dipertukarkan,
bagaimmana sang pekerja dapat menerima
nilai penuh dari produknya, apabila,
sebagaimana telah diakui oleh
banyak ahli ekonomi, produk ini
dibagi antara pekerja itu dan kapitalis
itu? Para
ahli ekonomi hingga kini ternyata tidak berdaya menghadapi
kontradiksi ini dan menulis atau
menggagap malu kalimat-kalimat
tanpa-arti. Bahkan para sosalis
terdahulu yang pengritik ekonomi tidak
bisa berbuat lebih daripada hanya
menekankan kontradiksi itu, tiada
seorang pun yang telah memecahkannya,
hingga akhirnya Marx melacak
proses yang melahirkan laba ini tepat
di tempat lahirnya dan dengan
begitu membuat segala sesuatunya jelas.
Dalam melacak perkembangan modal,
Marx berwal dari kenyataan
sederhana yang teramat jelas bahwa
kaum kapitalis mengubah modal
mereka menjadi dana lewat pertukaran:
mereka membeli barang-barang
dagangan dengan uang mereka dan
kemudian menjualnya untuk lebih
banyak uang daripada harga
pembeliannya. Misalnya, seorang kapitalis
membeli kapas seharga 3,000 taler dan
kemudian menjualnya untuk
1.100 taler, dengan demikian
memperoleh 100 taler. Kelebihan sebesar
100 taler di atas modal ali itu
disebut Marx nilai-lebih. Dari mana
datangnya nilai-lebih ini? Menurut
asumsi para ahli ekonomi, hanya
nilai-nilai setara yang dipertukarkan
dan di biang teori abstrak ini benar
adanya. Karenanya, pembelian kapas
dan kemudian penjualannya sama-
sama tidak menghasilkan nilai-lebih
seperti pertukaran sekeping taler
perak untuk tiga-puluh groschen perak
dan pertukarannya kembali uang
logam-logam kecil untuk satu taler
perak, suatu proses yang dengannya
seseorang tidak menjadi lebih kaya
atau pun lebih miskin. Tetapi nilai-
lebih sama-sama tidak dapat lahir
dari para penjual yang menjual barang-
barang dagangan di atas nilainya,
atau para pembeli membeli barang-
barang dagangan itu di bawah nilai
mereka, karena masing-masingnya
secara bergilir adalah pembeli dan
penjual dan ini akan, oleh karenanya,
Tentang
Das Kapital Marx | 3
berseimbang. Ia tidak dapat lagi
lahir dari para pembeli dan para penjual
yang secara timbal-balik melampaui
satu-sama-lainnya, karena ini tidak
akan menciptakan suatu nilai baru atau nilai-lebih, tetapi
hanya akan
mendistribusikan modal yang ada itu secara berbeda di
antara kaum
kapitalis. Sekalipun kenyataan bahwa sang kapitalis
membeli barang-
barang dagangan itu menurut nilainya
dan menjualnya menurut nilainya,
ia mendapatkan lebih banyak nilai daripada yang
ditanamnya.
Bagaimana hal ini terjadi?
Dalam kondisi-kondisi masyarakat
sekarang sang kapitalis menemukan
di pasar barang-dagangan suatu “barang-dagangan”
yang memiliki suatu
sifat khusus, yaitu “penggunaannya
merupakan suatu sumber nilai baru,
merupakan suatu penciptaan nilai baru.” Barang-dagangan
ini adalah
“tenaga-kerja.”
Apakah nilai tenaga-kerja itu? Nilai setiap barang-dagangan
diukur
dengan kerja yang diperlukan bagi produksinya.
Tenaga-kerja berada
dalam bentuk pekerja yang hidup yang memerlukan sejumlah
tertentu
kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan untuk
keluarganya, yang
menjamin kesinambungan tenaga-kerja bahkan sesudah
kematiannya.
Karenanya, waktu-kerja yang diperlukan untuk memproduksi
kebutuhan-kebutuhan hidup ini mewakili nilai tenaga-kerja.
Sang
kapitalis membayarnya secara mingguan dan dengan begitu
membeli
penggunaan satu miggu kerja dari pekerja itu. Sejauh ini,
Tuan-tuan
ahli ekonomi akan bersepakat dengan
kita mengenai nilai tenaga-kerja.
Sang kapitalis sekarang menetapkan pekerjanya untuk
bekerja. Dalam
suatu waktu tertentu sang pekerja akan menyerahkan
sebanyak kerja
seperti yang diwakili oleh upah mingguannya. Andaikn bahwa
upah
mingguan seorang pekerja mewakili tiga hari kerja, maka,
apabila sang
pekerja mulai pada hari Senin, pada hari Rabu petang ia
telah
menggantikan bagi sang kapitalis nilai penuh dari upah
yang dibayar
itu. Tetapi, apakah ia ketika itu (Rabu petang) berhenti
bekerja? Sama
sekali tidak. Sang kapitalis telah membeli kerjanya
seminggu dan sang
pekerja mesti terus bekerja selama tiga hari terakhir dari
minggu itu
juga. Kerja-lebih pekera itu, disamping waktu yang
diperlukan untuk
menggantikan upahnya, adalah sumber
nilai-lebih, sumber laba, sumber
akumulasi modal yang terus bertumbuh.;
Jangan katakan bahwa adalah suatu asumsi yang
sewenang-wenang
4 |
Frederick Engels
bahwa sang pekerja dalam tiga hari
memperoleh upah yang diterimanya
dan bekerja tiga hari selebihnya
untuk sang kaapitalis. Apakah ia
memerlukan tiga hari untuk
menggantikan upahnya, atau dua atau empat
hari, adalah, entu saja, tidak
penting di sini dan tergantung pada keadaan;
soal pokoknya adalah, bahwa sang kapitalis,
di samping kerja yang
dibayarnya, juga menarik/mengeduk
kerja yang tidak dibayarnya; dan
ini bukan asumsi sewenang-wenang,
karena kalau sang kapitalis menarik
dari sang pekerja itu selama suatu
jangka waktu lama hanya sebanyak
kerja yang dibayarnya dalam upah,
maka ia akan menutup pabriknya,
karena seluruh labanya adalah sebuah nol besar.
Di sini kita mempunyai pemecahan bagi
semua kontradiksi itu.Asal-
usul nilai-lebih (darinya laba
kapitalis merupakan suatu bagian penting)
kini jelas dan wajar sekali. Nilai
tenaga kerja telah dibayar, tetapi nili
ini jauh lebih sedikit daripada yang
dapat diperas dari tenaga-kerja, dan
justru perbedaan itu, kerja yang
tidak dibayar itu, yang merupakan/
menjadi bagian si kapitalis, atau
lebih tepatnya, dari kelas kapitalis.
Karena bahkan laba yang diperoleh
pedagang katun dari katunnya di
dalam contoh di atas mesti terdiri
atas kerja yang tidak dibayar, apabila
harga-harga katun tidak naik.
Saudagar itu mestinya telah menjual pada
seorang manufaktur katun, yang dapat mengambil
dari produknya suatu
laba bagi dirinya sendiri di samping
100 taler aslinya, dan karenanya
berbagi dengannya kerja yang tidak
dibayar yang telah dikantonginya.
Pada umumnya, adalah kerja yang tidak
dibayar itu yang
mempertahankan/memelihara semua
anggota masyarakat yang tidak-
bekerja. Pajak-pajak negara dan kota praja, sejauh itu
mempengaruhi
kelas kapitalis, sewa dari para pemilik-tanah, dsb.,
dibayar dari situ.
Sungguh absurd sekali untuk berasumsi
bahwa kerja yang tidak dibayar
itu hanya lahir di bawah
kondisi-kondisi sekarang, di mana produksi
dijalankan oleh kaum kapitalis di
satu pihak dan kaum buruh-upahan di
lain pihak. Sebaliknya, kelas
penindas pada semua zaman telah harus
menyelenggarakan kerja yang tidak
dibayar. Selama seluruh periode
yang panjang ketika perbudakan
merupakan bentuk pengorganisasian
kerja yang berlaku, kaum budak
terpaksa melakukan lebih banyak kerja
daripada yang dikembalikan pada
mereka dalam benntuk kebutuhan-
kebutuhan hidup. Yang serupa terjadi
di bawah kekuasaan perhambaan
dan terus hingga penghapusan kerja
korvee petani; di sini sesungguhnya,
Tentang
Das Kapital Marx | 5
perbedaan tampak jelas sekali antara waktu kerja petani
untuk
kepentingan hidupnya sendiri dan kera-lebih untuk tuan
feodal, justru
karena yang tersebut belakangan dilakukan secara terpisah
dari yang
tersebut duluan. Bentuk itu kini
telah diubah, tetapi substansinya tetap
dan selama “sebagian dari masyarakat memiliki monopoli
atas alat-
alat produksi, sang pekerja, bebas
atau tidak bebas, mesti menambahkan
pada waktu-kerja yang diperlukan bagi pemeliharaan dirinya
sendiri
suatu waktu-kerja ekstra untuk
memproduksi kebutuhan hidup bagi para
pemilik alat-alat produksi itu.” (202 [235].)
II
Dalam artikel terdahulu kita melihat bahwa setiap pekerja
yang
dipekerjakan oleh sang kapitalis
melakukan suatu kerja rangkap: selama
satu agian dari waktu-kerjanya ia menggantikan upah-upah
yang
dipersekotkan pada dirinya oleh sang kapitalis, dan bagian
krjanya ini
diistilahkan kerja yang
diperlukan oleh Marx. Tetapi setelah itu ia mesti
terus bekerja dan selama waktu itu ia memproduksi
nilai-lebih untuk
sang kapitalis, suatu bagian enting yang merupakan laba.
Bagian dari
kerja itu disebut kerja-lebih.
Mari kita mengasumsikan bahwa pekerja
bekerja tiga hari dari seminggu
untuk menggantikan upahnya dan tiga hari untuk memproduksi
nilai-
lebih bagi si kapitalis. Dengan lain kata itu berarti
bahwa dengan hari-
kerja duabelas jam ia bekerja enam jam seharinya untuk
upahnya dan
enam jam untuk produksi nilai-lebih.
Orang hanya mendapatkan enam
hari dari satu minggu, paling bantar tujuh hari, bahkan
dengan
menghitung juga hari Minggu, tetapi orang dapat ‘menarik’
enam,
delapan, sepuluh, duabelas, limabelas
atau bahkan lebih banyak jam kerja
dari setiap hari-kerja. Pekerja menjual pada si kapitalis
suatu hari-kerja
untuk upah seharinya. Tetapi, apakah satu hari-kerja itu?
Delapan jam
atau delapan-belas jam?
Menjadi kepentingan sang kapitalis untuk menjadikan
hari-kerja itu
sepanjang/selama mungkin. Semakin panjang hari-kerja itu,
semakin
banyak nilai-lebih diproduksi. Sang pekerja secara tepat
merasa bahwa
setiap jam kerja yang dilakukannya di samping untuk
penggantian
upahnya telah diambil secara tidak-adil dari dirinya; ia
mengalami di
dalam tubuhnya sendiri apa artinya
bekerja secara (jam-jam) berlebihan.
Sang kapitalis berjuang untuk
labanya, sang pekerja untuk kesehataannya,
6 |
Frederick Engels
untuk bebeerapa jam istirahat, agar dapat sebagai seorang
makhluk
manusia, mempunyai kegiatan-kegiatan
lain kecuali bekerja, tidur dan
makan. Secara sepintas dapat
dikatakan bahwa sama sekali tidak
bergantung pada kemauan-baik para
kapitalis secara individual apakah
mereka berhasrat melakukan perjuangan
ini atau tidak, karena persaingan
memaksa bahkan yang paling
filantropik di antara mereka untuk
bergabung dengan rekan-rekannya dan
membuat suatu waktu-kerja yang
sama panjangnya seperti yang mereka punya menjadi
peraturan.
Perjuangan untuk penetapan hari-kerja
telah berlangsung sejak pertama
tampilnya kaum pekerja bebas dalam
sejarah hingga hari ini. Dalam
berbagai bidang pekejaaan berlaku
berbagai hari-kerja tradisional, tetapi
ddi dalam kenyataan itu jarang sekali
diperhatikan. Hanya di mana
undang-undang menetapkan hari-kerja
itu dan mengawasi pematuhannya
dapatlah seseorang sungguh-sungguh
berkata bahwa terdapat suatu hari-
kerja normal. Dan hingga sekarang
inilah yang hampir secara eksklusif
berlaku di distri-distrik pabrik di
Inggris. Di sini hari-kerja sepuluh
jam (sepuluh-setengah jam pada lima hari, tujuh-setengah
jam pada hari
Sabtu) telah ditetapkan untuk semua
perempuan dan kaum muda dari
usia tiga-belas hingga delapan-belas,
dan karena kaum pria tidak bisa
bekerja tanpa merka, mereka juga
termasuk dalam hari-kerja sepuluh-
jam. Undang-undang ini telah
dimenangkan oleh kaum buruh pabrik
Inggris melalui bertahun-tahun
penderitaan, melalui perjuangan yang
paling kukuh, ulet dengan para
pemilik pabrik, melalui kebebasan pers,
hak berasosiasi dan berkumpul, dan
juga melalui pemanfaatan secara
tepat atas terpecahnya/terbaginya
kelas berkuasa itu sendiri. Ia telah
menjad palladium dari kaum buruh
Inggris; ia telah diperluas secara
berangsur-angsur ke semua cabang
industri yang penting dan tahun lalu
ke hampir semua bidang kerja,
setidak-tidaknya ke semua bidang di
mana kaum perempuan dan anak-anak
dipekerjakan. Karya ini memuat
bahan yang paling lengkap mengenai
sejarah pengaturan legislatif atas
hari-kerja di
Inggris. Reichstag Jerman Utara
berikutnya juga akan
mendiskusikan peraturan-peraturan
pabrik, dan oleh karenanya juga
pengaturan kerja pabrik. Kami
berharap bahwa tiada dari para utusan
yang dipilih oleh kaum buruh Jerman
akan mendiskusikan undang-
undang ini tanpa lebih dulu
membiasakan/mengenal sepenuhnya buku
Marx. Banyak yangg dapat dicapai di sana . Perpecahan di
kalangan kelas-
Tentang
Das Kapital Marx | 7
kelas yang berkuasa lebih
menguntungkan kaum buruh daripada keadaan
yang pernah berlaku sebelumnya di Inggris, karena hak
pilih unversal
memaksa kelas-kelas yang berkuasa
merayu sikap/kemurahan-hati kaum
buruh. Empat atau lima
wakil proletariat merupakan suatu kekuatan
dalam keadaan-keadaan ini, jika mereka mengetahui
bagaimana
mengunakan posisi mereka, apabila di atas segala-galanya
mereka
mengetahui apa yang menjadi
persoalan, yang tidak diketahui oleh kaum
burjuis. Dan buku Marx memberikan, dalam bentuk siap-pakai
semua
bahan yang diperlukan untuk ini.
Kita akan mengabaikan sejumlah penelitian lain yang sangat
bagus
mengenai kepentingan yang lebih
teoritis dan lahngsung ke bab terakhir
yang membahas akumulasi modal. Di sini untuk pertama
kalinya
ditunjukkan bahwa cara produksi kapitalis, yaitu, yang
menyaratkan
kaum kapitalis di satu pihak dan kaum
buruh-upahan di pihak lainnya,
tidak hanya secara terus-menerus mereproduksi modal kaum
kapitalis,
tetapi sekaligus juga secara terus-menerus mereproduksi
kemiskinan
kaum buruh; sehingga dipastikan bahwa selalu terdapat
kembali –di
satu pihak– kaum kapitalis yang
merupakan pemilik dari semua kebuthan
hidup, bahan-bahan mentah dan
alat-alat kera, dan –di lain pihak– massa
besar kaum buruh yang terpaksa menjual tenaga-kerja mreka
kepada
kaum kapitalis ini untuk sejumlah
kebutuhan hidup yang paling banter
cuma mencukupi untuk mempertahankan
kemampuan kerja mereka dan
untuk membesarkan suatu generasi baru
kaum proletar yang berbadan
sehat. Tetapi modal tidak hanya sekedar direprodksi; ia
terus-menerus
ditingkatkan dan digandakan – dan begitu juga kekuasaannya
atas kelas
kaum buruh yang tidak-bermilik. Dan tepat sebagaimana
modal itu
sendiri direproduksi dalam skala yang semakin-besar,
demikian pula
cara produksi kapitalis modern mereproduksi kelas kaum
buruh yang
tidak-bermilik itu dalam skala yang semakin-besar dan
dalam jumlah-
jumlah yang semakin-besar. “... akumulasi [dari modal]
mereproduksi
hubungan-modal dalam suatu skala proggresif, semakin
banyak kaum
kapitalis atau kaum kapitalis lebih
besar di kutub sini, lebi banyak kaum
buruh-upahan di kutub sana . ... Akumulasi modal
adalah, oleh karenanya,
meningkatnya jumlah kaum proletariat.” (600 [613].).
Namun, karena
sebab kemajuan mesin, karena agrikultura yang diperbaiki,
dsb., kian
dan semakin sedikit kaum buruh
diperlukan untuk memproduksi jumlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar