Pesantren dan Terorisme
Kedua,
dalam pemahaman keagamaan. Suni bersikap elegan dan elastic dalam memahami
Islam. Sunisme selalu menghubungkan antara teks dan konteks. Hasil dari
pemahaman dialektik ini adalah pemahaman agama yang bersifat gradual dan
berorientasi kepa maslhat umat. Wahabisme tidak demikian. Mereka hanya terpaku
pada teks tanpa mendialogkan dengan konteks. Ini bisa ditebak akan terjadi pemahaman
yang tegas dan kurang bijaksana. Mereka akan cenderung melaksanakan hukum agama
tanpa bertahap dan menggunakan kekerasan, jika hidup dinegara mayoritas muslim.
Disangkanya, mayoritas muslim sama dengan mayoritas muslim pada zaman keemasan
Islam. Pdahal ada perbedaan tegas antara muslim kelasik pada masa jaya dan muslim kontemporer. Muslim
klasik didasari dengan keimanan dan suasana masyarakat yang islami. Sdang
muslim modern, mereka hidup tanpa keimanan kecuali sekedar ngulit bawang. Pradaduga yang salah inilah yang menjadi masalah
besar kaum muslimin dengan Negara dan juga dengan hegemoni internasional yang
kini dkendalikan ras Yahudi dan kaum Palang. Terorisme sebenarnya bisa berakar
dari sini.
Ketiga
dari segai sejarah. Pesantren Sunisme sudah lahir sejak abad ke-16 M yang
dirintis oleh Wali Sango. Konsep ini dibuat dalam rangka penyebaran pemahaman
Islam ke seluruh Nusantara. Sedang pesantren Wahabi lahir pada awal abad ke-20.
Persis dan dan Al-Irsyad adlah dua contoh pesantren Wahabi klasik. Pesantren
Wahabi yang sebenarnya lahir setelah Perang Ambon pada zaman kita ini.
Pesantren wahabi jenis akhir inilah yang banyak melahirkan terorisme. Karena
oemahaman agama yang salah. Pemahaman agama yang potong kompas. Pemahaman agama
yang tidak mengapresiasi ulama dan tidak memahami konteks social dimana agama
itu diterapkan.
Keempat,
Pesanteren Sunisne berasal dari dunia Arab pertengahan yang meliputi Jazirah
Arab (Mekkah-Madinah), Persia
dan India .
Sedang Pesantren Wahabi, lahir baru-baru ini. Merebak dan dan berkembang stelah
Perang Ambon.
Klima,
Pesntren Suni tidak punya aliran dana.
Bersifat mandiri. Dan ini merupakan cirri utama pesantren. Sedang Pesantren Wahabi, dibiayai oleh Arab
Saudi, Emirat Arab dan Kwait. Dalam hal ini Saudi merupakan komponen utama
dalam suplai dana. Jadi mereka bergantung secara ekonomis. Oleh karena ketika
Yahudi internasional dan Amerika memotong aliran dana dari Saudi Arabia 90 persen tutup.
Keenam,
dari segi bahan ajar. PEsantren Suni, memakai
seluruh teks keislaman dari klasik sampai modern. Dari Qur’an sampai
Kitab Kuning. Sedang Pesantren Wahabi hanya terbatas pada kedua teks keagamaan:
Qur’an dan Hadist dan sangat anti KItab Kuning yang merupakan warisan
ulama-ulama salaf dan kholaf.
Sumber Terorisme
Sumber
terorisme sebenarnya lahir dari dua hal di atas: yakni bahan ajar di pesantren
dan pemamahaman keagamaan. Oleh karena itu kalau diidentifikasi orang-orang
yang terlibat terorisme pasti lulusan pesantren Wahabi itu. Atau
setidak-tidaknya berguru secara tidak formal kepada guru yang berafiliasi
dengan wahabisme. Kasarnya, tidak
mungkin lahir dari Pesantren NU (sunisme).
Tawaran
Untuk mencegah
terorisme yang tidak karuan itu, perlu dikembangkan pemahaman keagamaan yang
sunisme yang cirri khasnya adalah pemahaman agama yang inklusif dan sangat
mengaresiasi pemikiran ulama-ulama dari
salaf sampai kholaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar