Bismillaahirrahmaanirrohim. Allah Ta'ala telah menetapkan kejayaan dan kesuksesan manusia hanaya dalam amal agama, sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Muhammad SAW.
Para
masekh (mayaikh) sering managatakan pentingnya tiga jenis madrasah di
tengah-tengan umat. Ketiga madrasah itu adalah: tahfidz, alim dan dakwah.
Pertama, madrasah tahfidz. Fungsinya
adalah untuk menjaga keaslian Qur’an. Dengan para hufaadz inilah otentisitas
Qur’an terjaga secara isnad yang sampai hingga ke Rasululullah SAW.
Kedua, madrasah alim. Fungsinya
untuk menjaga kelestarian ilmu-ilmu keislaman sebagai mana tercantum dalam Qur’an,
Sunnah dan atsar sahabat. Titik tekan hafidz pada lafadz Qur’an. Sedang alim
pada isi ilmu agama Islam.
Madrasah dakwah. Ini fungsinya
sangat penting, yaitu menjaga amal agama supaya mudah dikerjakan.Adapun hukumnya sebagai berikut.
Mendirikan madrasah tahfidz, hukumnya adalah fardhu kifayah. Jadi kalau di
suatu kampung tidak ada seorang pun yang hafidz Qur’an, maka seluruhnya
berdosa. Madrasag alaa alim pun demikian juga, hukumnya fardhu kifayah. Sedang
mendirikan madrasah dakwah adalah wajib ain. Artinya wajib bagi setiap muslim
yang mukalaf. Jika tidak, dosanya dipikul oleh masing-masing manusia. Namun ada
yang mengatakan, kalau niatnya untuk memperbaiki orang lain, hukumnya kifayah.
Sedang jia tujuannaya meperbaiki diri sendiri menjadi wajib ain. Madrasah dakwah itu adalah keluar di jalan Allah,
khuruj di sabilillah selama waktu tertentu. Hanya dengan cara inilah agama akan
mudah dikerjakan.
1. Diberi iaman oleh Allah.
Sehingga dengan iman ini manusia bias berbahagia di dunia dan terlebih di akhirat
kelak. Indikasi dari ian antara laina adalah, semangat untuk megamalkan ibadah
secara istiqomah. Amal agama atanapa ian akan terasa berat. Tapi dengan iman
segalanya akan mejadi udah dan ringan. Meski oranglain menilai, sebagai sesuatu
yang tidak mungkin.
2. Selain iman kepada Allah, juga
ada sifat yakjin akan hari akan hari akhir. Dengan keyakinan pada hari inilah
manusia bias mengendalikan dirinya haya untuk melakukan kebaikan. Karena yakin
suatu saat Allah akan menghisab segala mal perbuatannaya diakhiratkelak. Keimanan pada Allah dan hari akhir, merupakan pondasi iman yang
paliang mendasar dari rukun ian lainnya.
3. Diberi oleh Allah kekuatan
untuk senanntiasa shalat berjamaah. Shaalat berjamaah secara istiqomah
memerlukan iman yang memadai. Tanpa itu shalat berjamaah secara istiqomah
mustaahil bias berjalan. Hanya keke\uatan imana lah yang bias menjadikan
seseorang untuyk senantiaasa istiqomah. Dan keistikomahan ini sangat tidak
tergantung pada ilmu, betapaun lamamnya ia menunutu ilmu, di pesanatern
misalnaya. Sungguh tidak ada kaitan antara ilmu dengan amal. Ilmu dan amal hanya
aberfungsi sbagai pengarah agar beramal sesuai dengan tuntunan Allah. Namun
untuk gairah beramal mutlak diperlukan iman. Tidak yang lain-lain.
4. Kekuatan mengeluaran zakat.
Zakat diwajibkan kaum muslimin muali dari 21/2 % sampai 20%, tergantung
usahanya. Inimenununjukan orang yang
memakmurkan mesjid akan diberi kekayaan yang berkah. Tanda kekayaan adalah
mampu mengeluarkan zakat. Tak mungkin rang melarat ditaklif untuk mngelurakan
zakat.
Oleh arena itu Rasulullah
SAW,
4. Kekuatan mengeluaran zakat.
Zakat diwajibkan kaum muslimin muali dari 21/2 % sampai 20%, tergantung
usahanya. Inimenununjukan orang yang
memakmurkan mesjid akan diberi kekayaan yang berkah. Tanda kekayaan adalah
mampu mengeluarkan zakat. Tak mungkin rang melarat ditaklif untuk mngelurakan zakat.
Oleh arena itu Rasulullah SAW,
mentargib keluarga dan sahabatnya untuk memperbaiki shalat ketika dilanda
kesusahan rezki.
5. Dikarunia sifat ihlas.
Al-Qur’an menyebutnya “walam yakhsya
illah” (tidak takut keuali kepada Allah). Allah hanya akan menerima amalan
manusia yang ihlas. Dan tanada iohlas adalah istiqomah dalam amal. Sehingga
dengan istiqomah dia kan
mejadi khusnul khotimah.
6. Mendapat hidayah. HIdayah
adalah petunjuk Allah untuk melakukan amal agama. Sedang lawannya adalah sesat,
dalam arti senantiasa berada di dalam jalan setan dan hawa nafsu. Demikian.
Suatu
hari Rasulullah melayad sahabat yang sedang sakaratul maut. Sahabat itu bernama
Alqomah. Beliau dikatakan sebagai seorang ahli ibadah dan puasa. Nabi pun
mendekatinya, seraya mentalqinkan kalimat laa
ilaha illah ke telinganya. Tapi aneh. Setiap Nabi menyuruh mengucapkan
kalimat itu, Alqomah selalu gideg
(menggeleng). Menandakan ia tak mampu mengucapkannya. Beberapa kali dicobanya,
namun Alqomah tetap tak mau mengucapkan kalimat thayibah itu. Nabi pun keheranan,
mengapa Alqomah sebagai sahabat yang rajin beribadah dan puasa itu tak mampu
mengucapka kalimat laa ilaha illallah.
Akhirnya
Raslullah menanyakan perihal itu kepada ibunya. “Mengapa Alqomah sulit
mengucapkan laa ilaaha ilallah dalam sakaratnya? Ibunya menjwab: “ Wahai
Rasulullah, benar Alqomah seorang yang saleh dan ahli ibadah. Namun ada satu
perbuatan yang sangat menyakiti saya”.
“ Perbuatan apa itu”?
“ Setiap dia membawa oleh-oleh
dari bepergian senantiasa mendahulukan istrinya. Sedang aku sebagai ibunya
selalu diakhirkan. Dengan tindakan itu, hatikusangat sakit. Dan aku tidak akan memaafkannya”.
“
Betul kamu tidak akan memaapkannya?”
“ Betul ya Rasulullah”.
“Kalau begitu, kata Rasulullah,
suruh para pemuda untuk mengambil kayu bakan di hutan. Kemudian nyalakan. Dan
bakar Alqomah di dalam nyala api”
Mendengar
ucapan Rasulullah itu, ibunda Alqomah merasa ngeri dan kasihan.“Kalau begitu, saya akan memapkannya
sekarang , ya Rasulullah”. Setelah itu Alqomah pun dengan mudah bisa
mengucapkan laa ilaaha illah dalam
sakaratnya.
Bayi Bisa Bicara
Oleh : Ajid Hakim, M.Ag
Dalam
Kitab Riyadhussalihin, dikatakan: ada dua bayi yag bias bicara. Bayi itu adalah
bayinya Nabi Yusup dan bayi Juraij.
Siapa
itu Juraij? Juraij adalah seorang abid (ahli ibadah). Hingga pada suatu hari.
Ibunya dating untuk menjenguknya. Namun Juraij sedang sholat. Ketika ibunya
memberi salam, Juraij tidak membalasnya. Mlah asik terus mengerjkan shalat.
Hingga ibunya pun pulang. Hari kedua, ibunda Juraij mendapat perlakuan yang
sama. Hari ketiga pun mendapat perlakukan yang sama.
Dengan
peristiwa itu, Ibunda Juraij menjadi sakit hatinya. Akhirnya di relung hati
yang paling dalam, Juraij mendoakan keburukan terhadap Juraij, anaknya. “ Ya
Allah, ujilah anakku dengan dipermalukan di depan umum”. Demikian do’anya.
Keesokan
harinya, ketika Juraij sedang beribadah di altarnya, datanglah seorang dongdot (pelacur). Pelacur itu berusaha
menggoda Juraij untuk melayani nafsunya. Juraij bertahan. Tidak bergeming
sedikitpun dari rayuan pelacur itu. HAri kedua, pelacur itu melancarkan rayuan
lebih dahsyat lagi. Ia mempertontonkan auratnya. Tanpa mengenakan busana
sehelaipun. Dalam keadaan telanjang, Juraij terus dirayunya. Tapi luar biasa,
juraij tak sedikit bergeming. Malah ia mengusir dan menghardik pelacur itu.
Hingga pelacur itu pergi. Hari ketiga pun, pelacur itu mendapat perlakuan yang
sama dari Juraij. Sama seperti hari-hari biasa.
Sakit
sekali hati pelacur itu. Ia menjadi dendam. Ia berniat membinasakan Juraij.
Untuk melancarkan niat busuknya, pelacur itu berzina dengan seorang anak
gembala. Dari perzinahan itu lahirlah seorang bayi.
Masyarakat
pun geger dengan kejadian itu. Mereka bertanya anak dari siap itu. Pelacur itu
menjawab: anak ini merupakan hasill hubungan gelap dengan Juraij. Maka kasus
itu pun sampai ke telinga Juraij. Atas perintah raja, Juraij pub ditangkap,
digiring rame-rame ke hadapan raja. Cacian dan makian habis menimpa Juraij.
Masyarakat percaya saja pada omongan masyarakat tanpa melalkukan pembuktian
telebih dahulu.
Sesuai
hukum kerajaan, Juraij harus diranjam sampai mati. Ranjam adalah hukuman mati
dengan caralempari batu oleh orang
banyak. Namun sebelum hukuman itu dijalankan, Juraij megajukan sebuah
permintaan. Permintaan itu adalah shalat dua rakaat.
Juraij
pun dengan harap-harap cemas dan menangis, khusu melaksanakan shalat. Memohon
kepada Allah, siapa yang telah berzinah dengan perempuan itu, hingga melahirkan
seoang anak. Juraij yakin, bahwa ia tidak bersalah sama sekali.
Sehabis
shalat. Keaajaiban pun terjadi. Bayi yang sedang digendong pelacur itu mendadak
bisa bicara. Bahwa yamg menzinahi placur itu adalah anak gembala. Dan aku
inilah anaknya.
Penulis
adalah Dosen pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Bandung. Tinggal di Lembang Bandung. Tlp 082115436791/022.70453303. Email:
ajidhakim@gmail.com
Ada dua jenis pesantren di Indonesia. Pertama pesantren sunisme dan kedua pesantren wahabisme. Kedua pesantren memiliki
perbedaan yang tajam, antara lain: Sunisme, dalam memahami pesan keagamaan
mempuyai mata rantai yang tidak putusQur’an – Sunnah – Ulama Salaf – dan akhirnya Ulama Kholaf. Pesantren
wahabisme tidak demikian. Ia mencukupkan sumber agama pada tek, bukan pada
manusia. Yakni sebatas tek Qur’an dan Hadist saja. Hadist pun yang cukup dengan
Kitab Bukhori dan Muslim saja. Sedang kitab Hadist standar yang pernah ada
dalam sejarah Islam ada 30 judul yang ditulis oleh 30 pengarang yang berbeda.
Kedua,
dalam pemahaman keagamaan. Suni bersikap elegan dan elastic dalam memahami
Islam. Sunisme selalu menghubungkan antara teks dan konteks. Hasil dari
pemahaman dialektik ini adalah pemahaman agama yang bersifat gradual dan
berorientasi kepa maslhat umat. Wahabisme tidak demikian. Mereka hanya terpaku
pada teks tanpa mendialogkan dengan konteks. Ini bisa ditebak akan terjadi pemahaman
yang tegas dan kurang bijaksana. Mereka akan cenderung melaksanakan hukum agama
tanpa bertahap dan menggunakan kekerasan, jika hidup dinegara mayoritas muslim.
Disangkanya, mayoritas muslim sama dengan mayoritas muslim pada zaman keemasan
Islam. Pdahal ada perbedaan tegas antara muslim kelasikpada masa jaya dan muslim kontemporer. Muslim
klasik didasari dengan keimanan dan suasana masyarakat yang islami. Sdang
muslim modern, mereka hidup tanpa keimanan kecuali sekedar ngulit bawang. Pradaduga yang salah inilah yang menjadi masalah
besar kaum muslimin dengan Negara dan juga dengan hegemoni internasional yang
kini dkendalikan ras Yahudi dan kaum Palang. Terorisme sebenarnya bisa berakar
dari sini.
Ketiga
dari segai sejarah. Pesantren Sunisme sudah lahir sejak abad ke-16 M yang
dirintis oleh Wali Sango. Konsep ini dibuat dalam rangka penyebaran pemahaman
Islam ke seluruh Nusantara. Sedang pesantren Wahabi lahir pada awal abad ke-20.
Persis dan dan Al-Irsyad adlah dua contoh pesantren Wahabi klasik. Pesantren
Wahabi yang sebenarnya lahir setelah Perang Ambon pada zaman kita ini.
Pesantren wahabi jenis akhir inilah yang banyak melahirkan terorisme. Karena
oemahaman agama yang salah. Pemahaman agama yang potong kompas. Pemahaman agama
yang tidak mengapresiasi ulama dan tidak memahami konteks social dimana agama
itu diterapkan.
Keempat,
Pesanteren Sunisne berasal dari dunia Arab pertengahan yang meliputi Jazirah
Arab (Mekkah-Madinah), Persia
dan India.
Sedang Pesantren Wahabi, lahir baru-baru ini. Merebak dan dan berkembang stelah
Perang Ambon.
Klima,
Pesntren Sunitidak punya aliran dana.
Bersifat mandiri. Dan ini merupakan cirri utama pesantren.Sedang Pesantren Wahabi, dibiayai oleh Arab
Saudi, Emirat Arab dan Kwait. Dalam hal ini Saudi merupakan komponen utama
dalam suplai dana. Jadi mereka bergantung secara ekonomis. Oleh karena ketika
Yahudi internasional dan Amerika memotong aliran dana dari Saudi Arabia 90 persen tutup.
Keenam,
dari segi bahan ajar. PEsantren Suni, memakaiseluruh teks keislaman dari klasik sampai modern. Dari Qur’an sampai
Kitab Kuning. Sedang Pesantren Wahabi hanya terbatas pada kedua teks keagamaan:
Qur’an dan Hadist dan sangat anti KItab Kuning yang merupakan warisan
ulama-ulama salaf dan kholaf.
Sumber Terorisme
Sumber
terorisme sebenarnya lahir dari dua hal di atas: yakni bahan ajar di pesantren
dan pemamahaman keagamaan. Oleh karena itu kalau diidentifikasi orang-orang
yang terlibat terorisme pasti lulusan pesantren Wahabi itu. Atau
setidak-tidaknya berguru secara tidak formal kepada guru yang berafiliasi
dengan wahabisme. Kasarnya,tidak
mungkin lahir dari Pesantren NU (sunisme).
Tawaran
Untuk mencegah
terorisme yang tidak karuan itu, perlu dikembangkan pemahaman keagamaan yang
sunisme yang cirri khasnya adalah pemahaman agama yang inklusif dan sangat
mengaresiasi pemikiran ulama-ulama dari
salaf sampai kholaf.