Kamis, 15 September 2011

Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu. Kata ini terdiri dari dua: filsafat dan ilmu.  Apa itu filsafat. Dan apa itu ilmu. Mari kita diskusikan berasama-sama. Mari!
      Filsafat. Filsafat berasal dari kata Arab: falsafatun. Sedang orang Arab mengambil kata ini dari bangsa Yunani, yaitu: philo dan shofia. Philo artinya  cinta . Sedang shofia, artinya kebijaksanaan. Apa itu kebijaksanaan? Kebijaksanaan yang dalam bahsa Inggris disebut wisdom, merujuk kepada kepandaian manusia yang sangat mendalam. Mendalam di sini diartikan mengatahui hakikat sesuatu hingga sebab terakhir. Russel menyebutnya the ultimate question.
       Dalam bahsa Arab selain kata falsafah, juga digunakan sinonim lain, seperti irfan dan hikmah. Keduanya mengaku  kepada pemikiran filofis. Hanya bedanya jika hikmah banyak dikemukakan oleh filosof peripatetik yang kuat menggunakan rasio. Sdang irfan selain rasio sebagai sumber sekunder juga menggunkan rasa. Irfan dengan kata lain merupakan aliran mistik yang punya legitimasi rasional. Atau mistisme yang  dirasionalisasi. Juga hikmah dan irafan sudah menjadi ciri khas pemikian Islam yang umumnya menjadikan pandangan teologi sebagai ilham.
       Orang yang pertama mengemukakan istilah filsafat adalah seorang pendiri Tarikat Orpism. Ia bernama Pitagoras (572-497 SM.). Beliau seorang ahli matematika, filosuf dan sekalius sebagi mistikus terbesar di zamannya. Diantara ajarannya adalah teori tentang keabadian jiwa. Jiwa katanya bersifat imortal. Dan jika belum sempurna, jiwa akan berinkarnasi ke dalam tubuh manusia. Bahkan bisa masuk ke dalam binatang. Persis dengan ajaran HIndu . Menurut Russel, teori imortalitas ini, kelak mempengaruhi pemikiran Plato.
       Istilah filsafat dari zaman ke zaman mengalami perubahan dn perkembangan. Ahli pikir Yunani mendefinisikan filsafat sangatlah komplek. Filsafat mencakup pengetahuan manusia yang meliputi sains dan filsafat dalam pengertian modern. Aristoteles (382-322 SM), membagi pengetahuan manusia menjadi fisika dan metafisika. Fisika yang dimaksud adalah seluruh pengetahuan manusia yang objeknya adalah empirik (fisik). Sedang metafisika, berkaitan dengan hal-hal yang tidak nampak. NAmun dapat dijadikan sebagai objek pemikiran. Masuk ke dalam metafisika antara lain: tuhan, waktu, materi dan bentuk, jiwa dll. Sdang yang masuk ke dalam fisika meliputi seluruh pengatahuan dan ketampilan yang dicapai oleh mausia.
       Konon menuurt penelitian, pengertian filsafat sebagaimana yang dikemukan oleh Aristoteles bertahan sampai tahun 1500 M. Jadi pengertian ini telah hampir 2000 tahun. Pada zaman emas pemikiran Islam (7-10 M), istilah filsafat, tidak bergeser dari pengertian Yunani  klasik. Al-Ghazali misalnya membagi ilmu ke dalam ilmu-ilmu akliah dan ilmu-ilmu syar'iyyh. Ilmu syar'iyah mencakup seluruh pengetahuan wahyu yang sumbernya otoritatif. Sedang ilmu akal mencakup sains dan tafsir-tafsir keagamaan yang sedemian luas. Jadi pengertian ilmu akal mencakup sains dan filsafat. Tidak ada perbedaan. Baik santis maupun hukama (filosuf) sama disebut sebagai filosuf (falasifah).
        Baru setelah tahuan 1500 pengertian filsafat mendapat bentuk baru. Yakni mencakup pengetahuan yang objek kajiannya adalah abstrak-metafisik. Sedang sains bertumpu pada objek alam materi. Prancis Bacon (1561-1626)  dan Descart (1596-1650), memiliki jasa besar atas perkembangan ini. Karena di kedua orang inilah fisafat dan sains menjadi tegas pembagiannya. Bacon, melahirkan metode baru, yang kelak disebut metode ilmiah (scientifik method). Sedang Descart, menmukan metode cogitan dalam filsafat. Pada zaman Bacon, pebuktian-pembuktian aristotelian mendapat tantangan dari Bacon. Menurutnya, pembuktian harus empiris. Sedang pembuktian-pembuktian non-empiris tidak bisa dipercaya. Bacon dikenal sebagai plopor penelitian induktif (Gie, 2010: 16).
     Demikian beraninya Bacon menggugat Aristoteles, filosuf legendaris itu. Padahal dia hanya sekadar pegawai dapolitisi istana Inggris. kadar keilmuan antara Aristoteles dan Bacon bagaikan langit dan bumi. Cuma kelebihan Bacon terletak pada metode empiriknya. Sehingga di kemudian hari memicu penemuan-penemuan ilmiah. Baconlah yang berjas besar pada perkembangan sains. Sedang Aristoteles hanya mencukupkan pembuktian pada bukti logis. Yakni pembuktian konsistensi.
        Hingga abad mosdern ini pengertian fisafat mengacu pada teori pengatahuan yang objeknya bersifat metafisik. Filsafat telah berkembang dengan begitu cepat, terutama di Eropa. Dan sains pun berkembang jauh lebih cepat lagi.Berkat metode ilmiah di satu pihak dan tantangan manusia dalam menaklukkan alam, berkembanglah cabang-cabang sains berdasarkan objeknya.
       Pengertian Lain. Pertama, filsafat sebagai teori pengetahuan. Ini bisa dikatakan filsafat sebagi ilmu. Teori ini dirangkum sejak zaman klasik smpai modern. Thale mendapat kehormatan sebagai filosuf awalun.  Thale menelorkan teori tentang asal mula wujud. Dia nyatakan asal segala sesuatu adlah air. Kemudian teori ini disanggah oleh para filosuf lain, bahkan muridnya sendiri, seperti Anaximaandros dan Anaximenes. Demikianlah untuk tahap awal, alam menjadi objek perbincangan para filosuf. Merekalah dikenal dengan sebutan para filosuf alam.
       Bosan dengan penelitian alam. Babak berikutnya adalah Socrates dan wadya baladnya. Pada masa ini socrates menjadi kata kunci. Penyelidikan pada socrates bertumpu pada manusia. Manusia diteliti dan meniliti sekaligus. Manusia sebagai objek dan subjek sekaligus. Dan akhirnya Aristoteles merangkum semua pengetahuan yang pernah ada sebelumnya. Baik dari Yunani atau pun luar Yunani.
       Setelah Aristoteles, kecemerlagan filsafa memudar. Pemikiran kntemplatif redup. Namun sayup-sayup terdengar suara para filosuf kecil. Mereka menghususkan pembahsannya pada etika. Icon pada masa ini adalah Epikurus. Di antara ajarannya adalah ynag baik itu yang memberi raa nikmat. Oleh karena itu Epikurus sebagai pelopor hedonisme sampai abad modern.
        Setelah itu. Tuhan, zat yang maha gaib jadi objek perbincangan para filosuf. Pioner dari zaman ini adalah Plotinus. Seorang syekh filsafat dari Mesir. Tuhan menjadi objek dan sekaligus kegemarannya.  Kata Plotinus tujuan hidup manusia adalah bersatu dengan tuhan. Dia mengaku selam hidupunya penah mengalami penyatuan dengan tuhan selama enam kali.
       Pasca Politinus. Tuhan benar-benar menjadi objek kajia serius. Agama Nasrani sangat mendukung gagasan ini. Pada masa ini tuhan selain disembah, juga menjadi lahan suburnya filsafat teologi. Pada masa ini filsafat mundur ke belakang. Teologi gereja memimpin dunia. Filsafat boleh tapi harus mengabdi pada agama. Creedo ut intelgum, kata Anslemus. Yang artinya iman dulu baru berfikir, berfilsafat. Karena watak filsafat yang liar maka Justine, raja Romawi atas desakan para pendeta, menutup semua sekolah filsafat di seluruh kekuasaannya. Penutupan ini terjadi pada tahun 527 M. Setelah ini Nasrani menguasai pemikirn bangsa dari Asia Barat sampai dataran Eropa. Orang-orang menyebut abad ini sebgai The Dark Middle Ages: Zaman kegelapan selama seribu tahun.
       Zaman modern pasca tahun 1500. humanisme muncul. Eropa berhsrat meneladani masa klasik Yunani. Pada masa ini peneliian filsafat menajdi beragam. Namun humanisme dan rasionalisme menjadi kata kunci pada abad modern.Pada masa ini lairlah berbagai isme dalam filsafat yang jika digologkan menjadi tiga: rumpun metafisika. Yang juga disebut ontologi; rumpun teori pengetahuan. Kadang disebut epistimologi; dan teori nilai, yang disebut axiologi. Banyaknya isme pada abad modern menandakan ragamnya kajian filsafat secara sinkronis. Zaman moern merupakan review dari belaan abad sebelumnya, sejak zaman Yunani.
       Taun 70-an gagasan postmodern muncul. Belum begitu jelas apa itu gagasan posmo. Pengertian posmo teramat komplek. Mencakup banyak hal dari mulai arsitektur, satra, seni, agama hongga filsafat. Namun arus utama dari posmo adalah jelas. posmo menggugat rasionalimse dan modernisme.
       Kedua, filsafat sebagai metode. Berfilsafat adalah cara berfikir yang mempunyai ciri-ciri berikut: metodis, sistematis, koheren, rasional, komprehensif, radikal dan universal  (Sudarto, 1996: 29-30). a. Metodis. Dalam berfilsafat para filosuf lazim menggunakan metode. Metodenya beragam. Namun benag merahnya adalh berfikir secara kontemplatif dan reflektif. DEngan cara befikir itulah para filosup menyusun teori filsafatnya. b. Sistematik. Yaitu befikir yang runtut. Satu sama lain saing bertautan. Sehingga membentuk sebuah bentu pemikiran. c. Koheren. artinya dalam berfikirnya tidak boleh betentangan satu sama lain. Unsur pemikran yang satu dengan yang lain tidak bertentangan secara logika. Kebenarannya harus terbukti secara logis.c. Rasional. Atinya dalam cara berfikirnya diasarkan pada argumen yang masuk akal. Ini berbeda dengan cara befikir yangdasarnya adalah mitos. d. Komprehensif. artinya berfikir secara menyeluruh. Melihat ojek secara multidimnsi. Tidak ari satu sudut pandang saja.e. Radikal. Artinya cara berfikir yang mendalam. Sampai ke akar-akarnya. Meneliti segala sesuatu smpai sebab terakhir. f. Universal. Muatan kebenarannya sampai tingkat umum universal, mengarah pada pandangan dunia, mengarah pada realitas hidup dan kehidupan seluruh manusia.
       Ilmu.Ilmu berasal dari bahasa Arab. yakni pengetahua manusia yang teruji dengan pengalaman (tajribiyyat). sedang untuk pengetahuan yang tidak terbukti disebut dzan (sangkaan). Ilmu dalam pembahasan ini sebagai terjemahan dari bahasa Inggris, science. Dalam bahasa Indonesia  terjemahkan ilmu pengetahuan. Kemudian disingkat ilmu. Jadi ilmu disini bukan dalam arti publik. Melainkan bersifat akademik.
        Sebelum mendefinisikan ilmu, aa bainya dibedakan telebih dahulu anara pengetahuan dan ilmu. Pengetahuan adalah apa yang diketahui (kullu ma yudraku). Penegetahuan manusia jika dapat dibuktikan kebenaran itulah yang disebut pengetahuan. Tapi jika kemudian pengetahuan itu tidak terbukti, jadilah mitos.
        Lalu, apa yang disebut dengan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan ynag tersusun secara sistematik, umum, rasional dan objektif. Tersusun secara sistematik. Artinya, ilmu merupakan sususnan dari pengetahuan yang satu sama lain saling bertautan. Jika teori itu tesusun, meneragkan suatu objek tertentu, jadilah ilmu. Jadi sebelum jadi ilmu, pengetahuan ilmu haus terlebih dahulu menyusun sejumlah teori yang memadai, sehingga bisa enjelskan secara utuh suatu disiplin. DEmikianlah perkembangan pengetahuan ilmiah, bayak ragam yang bercabang-cabang, pada awalnya hanya sebatas pengetahuan yang pragmentaris.
       Umum. Ilmu berlaku sama dimana-mana. Tanpa mengenal ruang dan waktu. Tapi sesungguhnya ada kekeculaian pada ilmu soaial dan budaya. Misalkan teori tentang titik didih air. Dalam teori air kan mendidih dalam derajat 100. Kesimpulan ini berdasar fakta. Dan pasti ini berlaku umum kapan dan dimanapun.
       Obejektif. Pernyataan teori pengetahuan ilmiah harus bisa diukur secara objektif. Objektif artinya pengetahuan manusia tentang sesuatu sama dengan objek yang diketahuinya. Kalau pernyataan subjek tidak sama dengan objek diseut subjektif.
       Rasional. Ciri umum dari rasional adalah pernyataan dalam ilmu haruslah didsarkan pada argumen yang masuk akal. Ini berbeda dengan pernyataan mitos yang tidak memuaskan akal logis. Rasional juga bisa kebalikan dari emosional dalam mendasarkan argumen.
       Metode. Pengetahuan ilmiah mutlak punya metode. Metode itu adalah metode ilmiah (scientifik method). Isi metode berupa langkah-langkah yang ditempuh dalam penemuan ilmiah. Ringkasnya metode itu dimulai dari fakta. Fakta itu dipilih yang bersifat terulang, umum. DEngan kata lain fakta itu harus bersifat generik. Fakta-fakta yang tidak terulang harus disingkirkan dari objek ilmu. Karena tidak akan menghasilkan yang verifikatif. Setelah fakta itu terkumpul,dilakukan hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara. Hipotesis adalah teori yang belum jadi. Baru setelah hipotesis terbukti, jadilah teori. Dan jika teori sudah tersusun secara sistematik menerangkan suatu objek, maka jadilah ilmu penegetahuan.  DEmikian proses lahirnya sebuah ilmu.

1 komentar:

  1. Tolong kuliahnya dirteruskan, sehinggg kami dapat pengetahuan lebih banyak. Trims.

    BalasHapus